Setelah heboh ular piton tujuh meter memangsa perempuan 54 tahun, Watiba, Kamis (14/6/2018) di Desa Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), masih di Sultra warga juga menemukan piton raksasa ukuran delapan meter.
Dua orang warga Kelurahan Puuwanggudu, Kecamatan Asera, Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) menemukan seekor ular piton yang ditaksir panjangnya 8 meter, Selasa (18/07/2018) petang.
Ular itu mereka temukan dikala sedang ke sungai Wawanggo, guna menangkap ikan.
Seorang warga Puuwanggudu berjulukan Mita mengatakan, reptil mematikan itu ditemukan dikala mencari ikan di perairan sungai Wawanggo.
Saat fokus mencari ikan dua warga yang erat disapa Into dan Ajis ini kaget dikala melihat sosok ular besar naik di permukaan air.
Kedua warga itu lalu melumpuhkan ular ini dengan memakai parang. Saat ini, bangkai ular tersebut sudah dievakuasi warga.
“Ular itu ditemukan sudah mau malam. Saat dibawa naik di darat sudah mati mi,” ujar Mita menyerupai dilansir zonasultra.com Rabu (18/7/2018).
Dirinya mengungkapkan, kejadian tersebut gres pertama kali terjadi di wilayah itu.
Penangkapan ular ini disiarkan eksklusif akun Facebook berjulukan Asdiana As.
Ular yang terlihat sudah mati itu ditarik ke daratan oleh sejumlah warga memakai tali yang menjerat belahan kepalanya.
Sementara itu, pengguna akun Facebook Widia Agil Labuku juga mengunggah sejumlah foto penangkapan ular ini.
Foto diunggah pada hari yang sama dengan video yang diunggah sebelumnya.
Terlihat dalam foto, beberapa warga berpose bersama ular yang sudah tak bernyawa yang lalu dililitkan pada sebatang kayu.
Memangsa manusia
Kasus ular piton (Pythonidae) atau ular sawah atau sanca kembang memangsa insan terulang lagi.
Kali ini korbannya yaitu perempuan berumur 54 tahun, Wa Tiba, yang hilang semenjak Kamis (14/6/2018).
Jasad warga Desa Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), ditemukan utuh dalam perut ular piton yang dibelah, Jumat (15/6/2018) pagi.
Sebelumnya, Minggu (26/3/2017), petani sawit, Akbar (27) tewas dimangsa piton di kebun sawit korban, Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.
Jasad Akbar ditemukan utuh di perut piton yang dibelah warga.
Sangat penting bagi masyarakat untuk turut menjaga kelestarian alam hutan supaya ular tidak mencari mangsa lainnya.
"Ular piton berukuran besar biasanya memangsa babi hutan dan mamalia-mamalia besar lainnya. Piton juga mengendalikan populasi babi hutan supaya tidak meresahkan masyarakat. Untuk itu, perburuan liar babi hutan akan menganggu rantai kuliner dan memaksa ular mencari mangsa yang lain," terangnya.
Menurut Amir, piton merupakan jenis ular yang mempunyai kemampuan penyesuaian mumpuni.
"Selain berukuran panjang dan besar, kemampuan penyesuaian ular ini sangat baik. Ular ini bisa bertahan hidup di tengah perkotaan dan memangsa hewan-hewan kecil menyerupai tikus atau ayam," katanya.
"Biasanya ular hanya bisa membisu untuk mencerna makananya dan butuh waktu sekitar 1 hingga 2 minggu, tergantung besar kecil mangsanya. Asam lambung di perut ular, kadar asamnya sangat besar lengan berkuasa untuk mengurai makanan," katanya.
Sementara itu, jumlah populasi ular sanca batik di Indonesia masih terjaga, namun ada tiga jenis lainnya yang terancam punah.
"Ada tiga jenis piton yang statusnya binatang dilindungi, yaitu Python morulus atau Sanca Bodo yang ada di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat, Condropyhton viridis atau sanca Hijau yang ada di Papua dan Pyhton timorensis atau Sanca Timur yang ada di Nusa Tenggara Timur dan Pulau Timor," paparnya.
Artikel sumber
0 Response to "Piton Raksasa Berukuran 8 Meter Kejutkan Pemancing, Begini Nasib Sang Ular"
Posting Komentar